Selama tinggal di Manokwari, Papua Barat dan Jalan Jalan keliling pulau Papua yang juga diselingi dengan tugas-tugas negara tentunya, saya banyak mendapatkan pelajaran yang berharga di sini. Pelajaran ini mungkin bisa saya bagikan bagi orang orang yang berencana untuk pindah dan tinggal di Papua, atau hanya sekedar jalan-jalan ke Pulau yang mirip burung ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Papua adalah salah satu daerah yang sangat jauh dari pusat Indonesia, saking jauhnya banyak salah paham tentang Papua. Mulai dari jaminan keamanan, orang-orangnya dan konflik yang berkepanjangan. Meskipun terdapat beberapa kejadian, hal-hal tersebut sama sekali tidak benar.
Namun berdasarkan pengalaman saya tinggal di sini, ada 4 yang harus kamu pahami agar dapat survive di Papua, berikut rinciannya.
1. Jangan Pernah Menawar di Pasar Tradisional
Istilah bagi penjual wanita di Papua adalah Mama-Mama Pasar. Sosok-sosok inilah yang akan Anda lihat di pasar-pasar tradisional di seluruh penjuru Papua. Pasar-pasar tersebut sering mendapat julukan dengan “Pasar Mama”, ya sesuai dengan nama penjual di kawasan tersebut. Barangan dagangan yang mereka jual rata rata adalah hasil kebun berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang dijual dengan hara murah meriah. Mereka tidak mengenal timbangan melainkan dijual barang barang mereka tersebut per satuan kelompok. Menurut saya, ada kelebihan dan kekurangan dalam pembelian sistem ini. Terkadang, kalau barang yang dijual tersebut banyak maka dipastikan kita bakal untung namun sebaliknya jika kelompok satuan barang tersebut terlihat sangat sedikit, maka kita akan rugi. Namun satu hal yang harus Anda pahami sehubungan dengan jual beli di Pasar Tradisional Papua adalah Anda disarankan untul tidak menawar. Jika anda nekat untuk menawar, maka siap-siap saja anda akan dibentak oleh mama-mama disitu dengan perkataan-perkataan seperti ini: “tanam aja sendiri”, “jangan tawar-tawar ee”,”pergi kau sana” dan kata-kata kasar lainnya. Jadi ingat, jangan pernah menawar barang dagangan di Pasar Tradisional Papua, beli saja dengan harga yang mereka tawarkan.
2. Ongkos Angkutan di Papua Itu Mahal
Kalau anda tahu, kalau ongkos Taksi ke Bandara sekali berangkat dengan jarak yang tidaklah sangat jauh di seluruh Papua minimal 150 ribu rupiah. Bahkan kalau di pelosok-pelosok yang jarang ada kendaraan, harga tersebut bisa lebih tinggia. Nah, di Jayapura yang paling tinggi dimana, ongkos taksi ke Bandara bisa mencapai 400 ribu rupiah…wow! Tapi itu tergantung jaraknya juga, secara jarak dari pusat kota Jayapura ke Bandara sejauh 25 KM. Sehubungan dengan mahalnya angkutan umum di Papua ini, rata-rata pendatang di sini lebih memilih membeli kendaraan pribadi, karena selain lebih murah juga agar mudah pergi kemana-mana sesuai kebutuhan.
3. Uang Receh di Sini Tidak Laku
Jika di Jakarta dan kota-kota lain uang recehan seperti pecahan 1000 rupiah itu masih beredar dan laku serta diterima oleh para pedagang dan pengusaha. Maka itu berbeda dengan di Papua, uang recehan 1000 rupiah ke bawah apalagi yang berupa logam tidak ada harganya di sini. Sebagai contoh, pernah waktu saya makan di warung makan milik pendatang Jawa, saya membayar dengan uang recehan 1000 rupiah dan ditolak oleh pemiliknya seraya mengatakan “oh kalau uang recehan seperti itu kami banyak dirumah, gak dipakai,,masnya mau?”. Waduh! dalam pikiran saya saat itu,”ini orang kreak bangat ya, kok sombongnya seperti itu tidak menghargai uang yang berlaku di Indonesia”, saya tarik kembali uang saya tersebut dan membayar menggunakan “uang merah”, yang konon merupakan nilai standar di Papua.Unik sekali bukan? atau menyebalkan?
4. Tabrak Babi Hitung Per Susu
Nah, kalau yang ini percayalah bisa membuat perut anda mules karena hukum yang berlaku di sini disesuaikan dengan ketentuan adat dan kebiasaan yang berlaku setempat. Jika anda berkendaraan dan baik sengaja ataupun tidak sengaja menabrak Babi, maka anda langsung dikepung warga dan dimintai pertanggungjawaban untuk membayar ganti rugi. Bagaimana perhitungan ganti ruginya? dihitung berdasarkan susu yang dimiliki seekor Babi. Nah contohnya Babi nya mempunyai puting susu sebanyak 9 unit dan pemilik Babi meminta per puting diharga dengan 5 juta maka 9×5 juta, total kerugian yang harus anda bayar adalah sebesar 45 juta rupiah. Sebuah angka yang fantastis bukan?. Sebenarnya apa sih filosofi perhitungan ganti kerugian menggunakan puting susu ini? rupanya orang Papua menganggap jika anda membunuh seekor Babi maka dengan kata lain anda telah membunuh keturunannya juga, yang dihitung maksimal berdasarkan jumlah puting susu babi secara keseluruhan. Meskipun kenyataannya Babi tersebut belum beranak ataupun mandul, tetap saja dasar filosofi tersebut tetap dipakai dan berlaku di seluruh Papua. Ajaib dan unik ya!
Nah, untuk sekian dulu mengenap tips mengenai kehidupan di Papua, lain kali saya akan menceritakan lagi mengenai beberapa hal penting yang perlu anda ketahui agar dapat survive di Papua.